TIMES KEDIRI, KEDIRI – Pengembangan dan produktivitas dalam industri kreatif, terutama di bidang fashion, perlu kolaborasi dari  pegiat di bidang sablon dan garmen.

Ikut memperkuat kolaborasi itu, mereka  ikut ambil bagian dalam Sablon Jawatimuran ke-7 (SJT 7) yang berlangsung di Tirtoyoso Park, Kota Kediri. 

Seorang pengunjung melihat hasil sablon sebuah kaos (FOTO: Yobby/TIMES Indonesia)

SJT 7 bukan sekedar silahturahmi antara pegiat sablon dan garmen. Dalam kesempatan itu, puluhan pelaku industri kreatif, dari berbagai bidang mulai dari tenaga sablon, penyedia perlengkapan sablon baik mesin sampai tinta sampai produsen kain melebur dalam satu wadah. 

"Waktunya untuk mengupdate ilmu. Bersilaturahmi, menambah ilmu serta juga menambah relasi dan referensi," tutur Ketua Panitia SJT 7 Misbahul Munir, Sabtu, (07/12/2024). 

Ragam jenis kain untuk bahan kaos (FOTO: Yobby/TIMES Indonesia)

Dalam ajang tersebut, juga terjadi transfer ilmu tentang update teknologi terbaru di bidang sablon. Baik secara otodidak melalui sesama  pegiat sablon dan UMKM, ataupun melalui workshop khusus industri kreatif. 

Dalam SJT 7 juga digelar mini class dengan pemateri yang kompeten di bidangnya. "Karena dalam dunia percetakan saring selalu ada teknologi baru setiap tahunnya. Nah mereka yang ikut ambil bagian dalam kegiatan ini, bisa lebih tahu dulu," tambahnya. 

Misbah, sapaan akrabnya berharap melalui kegiatan ini pelaku industri kreatif di Kota Kediri dan sekitarnya bisa memperkaya diri dengan ilmu serta meningkatkan karya kreatif mereka. 

Ia juga mengingatkan, pasar ekonomi kreatif akan terus bergerak. 

"Karena itu keilmuan tentang sablon juga terus bergerak. Kreativitas juga bergerak terus. Ada yang awalnya cuma helper dan karyawan setelah mengikuti SJT, dia memberanikan diri untuk membuka usaha sablon sendiri,"jelas Misbah lagi. 

SJT 7 sendri mendapatkan antusiasme tinggi. Tidak hanya dari pengunjung tapi juga produsen kain yang ikut terlibat. Seperti yang diungkapkan Direktur Sales dan Marketing Fabriku Martin Susanto. 

Produsen asal Bandung itu turut memboyong kain Bamboo Cotton sebagai salah produk unggulan. "Senang hari ini bisa ketemu teman-teman dari Jatim, bisa berbagi dan saling mengenal," tukasnya. 

Martin menambahkan saat berbicara tentang sablon, juga berbicara soal seni di dunia cetak saring. Dimana kreativitas tidak pernah bisa hilang. 

"Manusia pasti ingin menciptakan hasil karya, dia punya ide, punya imajinasi. Kami hadir untuk memberikan support , bahan yang bisa dipakai oleh teman-teman pelaku UMKM, " pungkasnya. (*)