TIMES KEDIRI, TEGAL – Suasana pagi yang biasanya riuh dengan suara tawar-menawar di Pasar Margasari, sontak terasa berbeda pada Rabu (5/11/2025). Di tengah barisan kios sayur dan pedagang pakaian, rombongan anggota Komisi II DPRD Tegal datang meninjau langsung kondisi pasar tradisional itu.
Mereka turun ke lapangan menindaklanjuti aduan para pedagang pasar Margasari Tegal mengenai kebersihan, pengelolaan kios, dan pungutan yang dinilai pedagang telah memberatkan. Langkah para wakil rakyat itu disambut campur aduk antara lega dan berharap.
“Kami sudah lama mengeluh tentang atap bocor dan genangan air, tapi belum ada perbaikan,” ujar Siti Rohmah (47), pedagang sembako yang sudah 15 tahun berjualan di
Di Pasar Margasari Kabupaten Tegal. Ia bersama pedagang lainnya berharap sidak Komisi II anggota DPRD ini bukan sekadar formalitas, tetapi benar-benar membawa perubahan.
Aduan pedagang bermula dari keresahan akan kondisi pasar yang dinilai makin tidak layak. Atap bocor, drainase tersumbat dan tempat pembuangan sampah yang berada terlalu dekat dengan kios utama menjadi keluhan utama.

Beberapa pedagang juga menyampaikan adanya ketidakteraturan dalam pembagian kios dan iuran kebersihan yang tak jelas peruntukannya.
Menanggapi hal itu, Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Tegal, M Alfian Adipradana menegaskan bahwa sidak ini merupakan tindak lanjut dari audiensi pedagang pekan lalu.
“Kami ingin mendengar langsung suara pedagang. Semua aduan akan kami catat dan bawa dalam rapat bersama dinas terkait. Kami tidak ingin pasar ini terus terabaikan,” ujarnya di sela sidak.
Hasil pantauan Komisi II DPRD disampaikan Ketua Komisi II Alfian bahwa beberapa titik di lokasi pasar Margasari harus segera dilakukan penataan sepertihal area parkir juga dinilai sempit.
"Sidak kami lakukan menindaklanjuti dari keluhan para pedagang yang sebelumnya datang ke Gedung DPRD, dan dari Sidak ini kami akan melakukan kordinasi dengan beberapa pihak agar kondisi di wilayah pasar Margasari TegalTegal kembali tertata dan pembeli serta pedagang bisa nyaman" ujar Alfian.
Meski begitu, semangat para pedagang tetap menyala. Mereka menata dagangan seadanya sambil menyambut pelanggan tetap. “Kami ini cuma ingin tempat jualan yang layak dan bersih,” tutur Wahyudi (39), pedagang . “Kalau saja pemerintah serius memperhatikan, kami pun akan semangat menjaga pasar ini.”
Menurut rencana, evaluasi menyeluruh terhadap pengelolaan pasar akan segera dilakukan, termasuk kemungkinan adanya penataan ulang pedagang dan lainnya.
“Sidak ini bukan akhir, tapi awal dari sebuah pembenahan, jadi Kami ingin memastikan Pasar Margasari ini bisa menjadi pasar tradisional yang sehat, nyaman, dan layak bagi semua.” ujar Alfian.
Sementara usai Sidak di Pasar Margasari anggota Komisi II DPRD Kabupaten Tegal langsung mengunjungi perusahaan yang bergerak dibidang Garmen PT KenLee di Margasari.
Dalam sidaknya Alfian menegaskan bahwa PT KenLee telah menerapkan prosedur meski kini terjadi penurunan karyawan akibat order yang menurun. Hal ini juga diakui oleh HRD PT KenLee Nia bahwa penurunan karyawan menjadi 700 karyawan ini salah satu dampaknya karena berkurang nya order.
Namun Ia tetap optimis bahwa kondisi ini akan cepat berlalu dan PT KenLee akan kembali stabil meski kini di wilayah Kecamatan Margasari telah banyak berdiri pabrik besar. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Ketika Sidak Komisi II DPRD Tegal Jadi Angin Segar bagi Pedagang Pasar Margasari
| Pewarta | : Cahyo Nugroho |
| Editor | : Ronny Wicaksono |