TIMES KEDIRI, KEDIRI – Keterbatasan fisik sejak lahir tak membuat Rahmatulloh kehilangan arah. Pria kelahiran 1994 asal Desa Plosorejo, Kecamatan Gampengrejo, Kabupaten Kediri, Jawa Timur ini justru tumbuh menjadi sosok yang tangguh dan inspiratif.
Meski menyandang disabilitas daksa, Rahmatulloh berhasil mengukir prestasi di dunia desain grafis secara profesional.
Lulusan S1 Teknik Informatika Universitas Nusantara PGRI Kediri ini mengawali perjalanan kariernya dari nol. Ia menekuni dunia desain sejak kuliah, dan memperdalam ilmunya melalui berbagai pelatihan.
Sejak mengikuti Program Ayo Inklusif dan Karisma Academy pada 2018, hingga terlibat dalam Program DOPE dan Program Berdaya Reckitt pada 2022 dan 2023, Rahmat terus mengasah kemampuannya secara konsisten.
Rahmatulloh berbagi ilmu desain sambil menunjukkan cara melayout majalah. (Foto: Rahmatulloh/TIMES Indonesia)
“Saya mulai dari edit-edit kecil. Lama-lama jadi terbiasa dan mulai belajar tools profesional seperti Photoshop, Illustrator, dan InDesign,” tutur pria yg aktif di media sosial itu.
Kemampuan teknisnya terus berkembang. Ia memulai pengalaman kerja sebagai layout designer di Tabloid Nyata Surabaya (2019–2020), kemudian melanjutkan karier di TIMES Indonesia (2020–sekarang) sebagai layout designer dan graphic designer e-Koran.
Kemudian, di Tahun 2022, ia juga diterima magang di Indika Foundation Jakarta sebagai desainer di divisi komunikasi.
Tahun 2023–2024, Rahmat aktif sebagai graphic designer freelance untuk Shaper Mataram dan pelatihan daring di Jombang. Meski bekerja dari rumah, karyanya melintasi jarak dan memberikan dampak nyata.
Berbekal penguasaan perangkat lunak desain seperti Adobe Photoshop, Illustrator, InDesign, Canva, Capcut, dan Microsoft Office, Rahmat mampu menghasilkan desain-desain yang informatif dan estetis.
Tak hanya terampil, ia juga berjiwa sosial. Rahmatulloh kerap terlibat dalam proyek-proyek komunitas dan lembaga nirlaba yang bergerak di bidang pendidikan dan inklusi sosial.
Lebih dari itu, Rahmatulloh juga aktif membuat konten inspiratif di media sosialnya seperti Instagram dan Facebook. Melalui unggahan-unggahannya, ia berbagi cerita perjuangan, tips, dan semangat untuk tidak menyerah pada keterbatasan.
“Banyak yang mengira saya tidak bisa apa-apa. Tapi saya ingin buktikan, bahwa keterbatasan bukan alasan untuk berhenti belajar dan berkarya,” ujar Rahmat saat dihubungi melalui selulernya, Minggu (18/5/2025).
Rahmatulloh adalah contoh nyata, semangat dan tekad bisa membawa siapa saja ke gerbang kesuksesan. Ia bukan hanya mendesain karya, tapi juga mendesain harapan, bahwa semua orang, termasuk penyandang disabilitas, punya ruang untuk berkarya. (*)
Pewarta | : Ryan H |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |