TIMES KEDIRI, JAKARTA – Menteri Agama RI (Menag RI) Nasaruddin Umar mengingatkan pentingnya menjaga kesakralan masjid sebagai tempat ibadah.
"Jadi, jangan sampai nanti sudah tidak ada lagi tempat sakral, masuk ke masjid seperti masuk ke pasar," ujar Menag di Jakarta, Rabu (9/7/2025).
Menag Nasaruddin menekankan pentingnya menghadirkan nuansa masjid dalam kehidupan sehari-hari. Masjid harus seperti rumah, kantor, maupun tempat rekreasi spiritual.
Tak hanya masjid, kondisi itu juga berlaku bagi rumah ibadah agama-agama lainnya di Indonesia yang mesti dijaga betul kesakralannya.
"Tempat ibadah itu, apapun agama itu, itu meyakini bahwa rumah ibadah adalah meeting point untuk mempertemukan dirinya dengan langit, dengan Tuhan," kata dia.
Ia meyakini jika kesadaran spiritual seperti ini tertanam dalam diri setiap orang, maka perilaku menyimpang seperti korupsi dan kemaksiatan bisa ditekan, bahkan dicegah sejak awal.
"Tanpa kesadaran ini, mustahil perbuatan seperti maksiat dan korupsi bisa hilang. Maka apa yang kita gagas hari ini sangat penting. Saya harap media bisa menyampaikan pesan ini dengan baik," katanya.
Sebelumnya, Kementerian Agama meluncurkan program Family Orientation at the Mosque’s Site (Foremost) sebagai strategi baru pembinaan keluarga berbasis masjid.
Program ini menjadi bagian dari upaya jangka panjang Kemenag dalam memperkuat peran masjid tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat ketahanan keluarga.
Menurut Menag RI, krisis spiritual dan sosial yang dihadapi masyarakat saat ini tak bisa hanya diatasi melalui pendekatan sektoral. Diperlukan peran strategis institusi keagamaan, terutama masjid, untuk menjangkau langsung keluarga sebagai inti masyarakat. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Menag RI Nasaruddin Umar: Jaga Kesakralan Masjid, Jangan Anggap Seperti Pasar
Pewarta | : Antara |
Editor | : Ronny Wicaksono |