TIMES KEDIRI, KEDIRI – Kunjungan kerja Menteri Haji dan Umrah Republik Indonesia, Mochamad Irfan Yusuf, ke Bandara Dhoho Kediri menghasilkan penilaian strategis yang memperkuat posisi bandara tersebut sebagai calon gerbang pemberangkatan umroh dari Jawa Timur. Dengan runway panjang yang mampu mengakomodasi pesawat berbadan lebar serta infrastruktur modern yang memenuhi standar internasional, Bandara Dhoho dinilai menawarkan efisiensi operasional yang signifikan bagi maskapai dan kemudahan bagi jamaah.

Menurut Irfan, potensi itu dihitung berdasarkan data pasar umroh Jawa Timur yang terus tumbuh dari tahun ke tahun. Jawa Timur tercatat sebagai salah satu penyumbang jamaah umroh terbesar di Indonesia, menjadikan kebutuhan akses transportasi yang lebih dekat, cepat, dan fleksibel semakin mendesak.

“Kami sudah menghitung. Potensi Bandara Dhoho menjadi hal penting bagi pasar umroh Jawa Timur yang besar dan terus tumbuh. Keberhasilan ekosistem haji dan umroh bergantung pada kemitraan antara kementerian, pemerintah daerah, dan seluruh pemangku kepentingan termasuk maskapai,” ujar Irfan, atau yang akrab disapa Gus Irfan.

Ia menegaskan bahwa pembangunan ekosistem ekonomi haji dan umroh harus dilakukan secara terintegrasi agar manfaatnya langsung dirasakan jamaah dan masyarakat sekitar. Dari sisi jamaah, bandara ini menawarkan penghematan waktu tempuh dari 12 kota dan kabupaten yang masuk area tangkapan Bandara Dhoho. Sedangkan bagi masyarakat Kabupaten Kediri, aktivitas penerbangan reguler maupun ibadah diyakini membuka peluang ekonomi baru.

Dalam kunjungannya bersama Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana, Direktur PT SDHI Maksin Arisandi, dan sejumlah pihak terkait, Gus Irfan meninjau fasilitas bandara secara langsung. Ia menyebut Bandara Dhoho telah memenuhi standar teknis untuk layanan umroh maupun haji.

“Untuk umroh, saya kira secara teknis bisa. Tinggal memperkuat koordinasi antar-stakeholder. Bandara ini sangat bagus dan layak sebagai bandara internasional,” ujarnya.

Bupati Kediri, yang akrab disapa Mas Dhito, menambahkan bahwa status Bandara Dhoho sebagai bandara internasional telah ditetapkan, dan saat ini proses finalisasi teknis tengah dilakukan menjelang pembukaan penerbangan langsung menuju Jeddah.

“Saya harap dalam satu sampai dua bulan ke depan bisa dimulai penerbangan umroh pertama, disusul persiapan haji,” katanya.

Minat maskapai asing juga menjadi indikator penting. Dalam pertemuan tersebut, hadir sekitar 28 maskapai internasional, termasuk Saudi Arabian Airlines, Singapore Airlines, All Nippon Airways (ANA), dan Malaysia Airlines. Tingkat kehadiran lebih dari 80 persen disebut sebagai sinyal kuat bahwa Bandara Dhoho mulai dipandang sebagai peluang bisnis baru.

“Lebih dari 80 persen maskapai asing hadir. Itu menunjukkan mereka tertarik melihat posibilitas berbisnis di DHX,” ujar Direktur PT SDHI, Maksin Arisandi.

Ia juga menyampaikan bahwa secara teknis, Bandara Dhoho berpotensi siap melayani haji pada 2026, meski masih ada beberapa kebutuhan non-infrastruktur yang harus diselesaikan. Pihaknya menargetkan layanan haji bisa berjalan penuh pada 2027.

Sementara untuk umroh, kesiapan operasional disebut tidak memerlukan fasilitas asrama haji sehingga dapat dilakukan lebih cepat.

“Kami beberapa kali FGD dengan biro umroh. Antusiasme mereka luar biasa. Insyaallah satu sampai dua bulan ke depan sudah bisa untuk ibadah umroh,” pungkas Maksin.

Dengan perpaduan kesiapan infrastruktur, minat maskapai internasional, serta kebutuhan pasar umroh yang terus meningkat, Bandara Dhoho Kediri kini berada pada momentum strategis untuk menjadi gerbang baru perjalanan ibadah umat Muslim Jawa Timur. (*)