TIMES KEDIRI, JAKARTA – Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Kamis (24/7/2025) mengumumkan bahwa Prancis akan secara resmi mengakui Palestina sebagai sebuah negara.
Keputusan berani ini muncul di tengah meningkatnya kemarahan dunia atas krisis kemanusiaan dan kelaparan di Gaza, yang memicu tekanan diplomatik baru terhadap Israel.
Melalui unggahan di platform X, Macron menyatakan pengakuan tersebut akan diformalkan pada Sidang Umum PBB bulan September mendatang.
“Yang mendesak saat ini adalah menghentikan perang di Gaza dan menyelamatkan warga sipil,” tulis Macron.
Langkah ini, meski sebagian bersifat simbolis, menjadikan Prancis sebagai kekuatan Barat terbesar yang mengakui Palestina. Lebih dari 140 negara, termasuk sejumlah negara Eropa, telah mengambil langkah serupa.
Pengakuan Prancis dipandang dapat mendorong negara-negara lain mengikuti jejaknya, terutama di tengah semakin tegangnya situasi kemanusiaan di Gaza.
Palestina menuntut kemerdekaan di Tepi Barat yang diduduki, Yerusalem Timur yang dianeksasi, serta Jalur Gaza — wilayah yang direbut Israel dalam Perang Timur Tengah 1967.
Namun, pemerintahan Israel menolak pengakuan negara Palestina, dengan alasan langkah itu akan memberi “hadiah” kepada kelompok militan, terutama pasca serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengecam keputusan Macron.
“Keputusan ini memberi penghargaan pada teror dan berisiko menciptakan proksi Iran lainnya, seperti yang terjadi di Gaza. Negara Palestina dalam kondisi sekarang hanya akan menjadi landasan untuk menghancurkan Israel, bukan hidup berdampingan dengan damai,” katanya dalam pernyataan resmi.
Sebaliknya, Otoritas Palestina menyambut positif pengakuan Prancis. Wakil Presiden PLO, Hussein Al Sheikh, menyampaikan ucapan terima kasih kepada Macron dan menyebut langkah tersebut sebagai bentuk dukungan Prancis terhadap hukum internasional serta hak rakyat Palestina untuk menentukan nasibnya sendiri.
Pemerintahan Presiden AS Joe Biden belum memberikan tanggapan atas pengumuman ini.
Prancis, yang memiliki populasi Yahudi terbesar di Eropa serta komunitas Muslim terbesar di Eropa Barat, kerap mengalami ketegangan domestik akibat konflik Timur Tengah yang merembet ke dalam negeri.
Macron sebelumnya mendukung Israel setelah serangan Hamas, namun semakin vokal mengkritik operasi militer Israel di Gaza yang menyebabkan krisis kemanusiaan parah.
“Berdasarkan komitmen historis Prancis terhadap perdamaian yang adil dan berkelanjutan di Timur Tengah, saya memutuskan bahwa Prancis akan mengakui negara Palestina. Perdamaian itu mungkin,” tulis Macron.
Pengumuman ini datang hanya beberapa hari sebelum Prancis dan Arab Saudi menjadi tuan rumah konferensi PBB yang membahas solusi dua negara. Macron sebelumnya telah menyatakan tekadnya mendorong pengakuan Palestina seiring dengan pengakuan hak Israel untuk bertahan dan eksistensinya sebagai negara.
Tekanan internasional terhadap Israel semakin meningkat dalam beberapa hari terakhir. Awal pekan ini, Prancis bersama lebih dari dua lusin negara Eropa mengutuk pembatasan Israel terhadap pengiriman bantuan ke Gaza dan menyoroti tewasnya ratusan warga Palestina yang mencoba mendapatkan makanan. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Emmanuel Macron: Prancis Resmi Akui Palestina sebagai Negara
Pewarta | : Wahyu Nurdiyanto |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |