TIMES KEDIRI, KEDIRI – Perhatian pemerintah untuk para guru lembaga pendidikan berbasis agama Islam dinilai masih kurang. Padahal para guru madrasah, memiliki peranan yang sama pentingnya dengan guru-guru lain di lembaga pendidikan lainnya.
"Selama ini guru madrasah terutama di madrasah-madrasah swasta walaupun punya peran yang sama dengan guru-guru madrasah yang ada di negeri maupun di sekolah pendidikan umum namun tingkat kesejahteraan para guru madrasah swasta ini sangat-sangat masih belum mencukupi dibandingkan dengan kesejahteraan guru yang ada di sekolah umum, " tegas Anggota DPR RI Komisi VIII Fraksi PKB KH An’im Falachuddin Mahrus.
Kesenjangan kesejahteraan itu menjadi salah satu bahasan dalam forum Ngopi (Ngobrol Pendidikan Islam) dengan tajuk, “Penguatan Legislasi GTK (Guru dan Tenaga Kependidikan) Madrasah.", Jumat, (12/12/2025). Dari forum tersebut, Gus An’im berharap ada gagasan dan ide untuk memperbaiki kesenjangan kesejahteraan muncul dalam forum tersebut, dan nantinya akan diperjuangkan di DPR RI.
"Dari itu, melalui diskusi ini kami ingin menyerap aspirasi dari masyarakat yang mana nanti aspirasi ini akan kita perjuangkan di tingkat pusat , akan kita sampaikan kepada kementerian agama khususnya di Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Ditjen Pendis) bagaimana perhatian pemerintah terhadap guru swasta ini perlu ditingkatkan," tambahnya.
Gus An’im menuturkan, terkait dengan implementasi UU Pesantren, pihaknya mengajak para kepala daerah untuk turut berperan dalam meningkatkan kesejahteraan guru madrasah, terutama guru madrasah swasta. Karena selama ini pemerintah daerah seakan belum punya payung hukum untuk menyisihkan anggaranya kepada sekolah-sekolah madrasah di bawah naungan Kementerian Agama.
Dengan adanya UU pesantren, yang kemudian nanti akan dikuatkan dengan turunan UU dan perda di daerah maka pemerintah daerah akan punya payung hukum untuk memberikan kontribusi kepada guru-guru madrasah. "Baik itu para bupati maupun wali kota tidak ragu-ragu lagi untuk menyisihkan anggaran untuk berkontribusi kepada para guru madrasah ini, khususnya madrasah swasta," ungkapnya.
Masyarakat sendiri, menurut Gus An’im, banyak yang lebih memilih lembaga pendidikan swasta yang berbasis agama Islam. Hal itu sekaligus meneguhkan keinginan masyarakat untuk memberikan pendidikan agama sejak dini kepada anak-anak mereka.
"Ini sangat penting sekali untuk bekal nanti ketika mereka sudah dewasa akan berprofesi seperti apapun kalau mereka sudah punya bekal pondasi yang kuat khususnya agama dan akhlaknya maka akan menjadi harapan orang tua. Dengan adanya animo masyarakat ini, pemerintah mestinya tidak memandang sebelah mata," pungkasnya. (*)
| Pewarta | : Yobby Lonard Antama Putra |
| Editor | : Imadudin Muhammad |