https://kediri.times.co.id/
Opini

Sejarah Diplomatik Imperium Persia dan Bangsa Israel Kuno

Rabu, 25 Juni 2025 - 23:07
Sejarah Diplomatik Imperium Persia dan Bangsa Israel Kuno Muhammad Alwi Hasan, S.Hum., Mahasiswa Pascasarjana IAIN Kediri.

TIMES KEDIRI – Memanasnya konflik Iran dan Israel pada 13 Juni 2025 menimbulkan gejolak baru dalam geopolitik dan geoekonomi dunia. dimulai dari serangan udara Israel yang mengerahkan 200 jet tempur IAF menyerang sekitar 100 target militer dan nuklir Iran, termasuk fasilitas pengayaan uranium Natanz, laboratorium nuklir Esfahan, dan koridor misil di Kermanshah dan Tabriz. 

Serangan tersebut dibalas beberapa jam kemudian oleh Iran dengan peluncuran lebih dari 150 misil balistik dan 100+ drone dalam “Operation True Promise III”. Meski banyak diperuntukkan sasaran militer, beberapa misil menghantam permukiman sipil seperti Bat Yam, Haifa, dan Rehovot. Hal ihwal ini mengakibatkan puluhan korban dan ratusan luka.

Iran dan Israel adalah dua negara yang memiliki kekuatan militer signfikan. Menurut laporan Global Fire power 2024, kekuatan militer Iran menduduki peringkat ke-14 dan Israel menempati peringkat ke-17 dari 145 negara yang terdaftar. 

Kekuatan kedua negara tersebut tidak serta merta diperoleh secara Instan. Dalam alur sejarah Iran dan Israel memang memiliki hubungan yang pasang surut. Hubungan tersebut dimulai sejak Zaman Iran Kuno (Persia), dimulai sejak Raja persia Cyrus Agung, yang mengalahkan Babel pada tahun 539 SM dan mengizinkan orang-orang Yahudi untuk kembali ke Tanah Perjanjian dan membangun kembali Bait Suci. 

Sehingga Iran Modern Era Dinasti Pahlevi  Pada dekade 1950 sampai awal 1970, Israel dan Iran bersatu oleh kepentingan bersama: menghadapi tekanan dari negara-negara Arab, mencegah pengaruh Uni Soviet, dan menjalin hubungan erat dengan Amerika Serikat.

Hubungan pasang surut ini tentu menimbulkan banyak analisis dari para pengamat tentang arah ke depan dari dampak peperangan Iran dan Israel. Iran Yang diyakini sebagai Wakil dari -Islam- memiliki sejarah Panjang dalam hal peperangan.

Dalam konteks sejarah Bangsa Iran (Persia) memiliki alur kejayaan peradaban yang lebih maju jika dibanding dengan bangsa Israel. Bukti sejarah dari kejayaan Iran Kuno adalah adanya Imperium Persia. berdiri sejak Tahun 550 SM dan berakhir pada tahun 330 SM, Imperium Persia adalah bukti kejayaan Iran di masa lampau.

Imperium Persia Kuno dan Kejayaan Bangsa Iran

Dari tulisan-tulisan sejarah, peradaban Iran yang pertama ialah Proto-Iran, diikuti dengan peradaban Elam. Pada milenium kedua dan ketiga, Bangsa Aryahijrah ke Iran dan mendirikan kekaisaran pertama Iran, Kekaisaran Media (728 SM-550 SM). 

Kekaisaran ini telah menjadi simbol pendiri bangsa dan juga kekaisaran Iran, yang disusul dengan Kekaisaran Akhemeniyah (648 SM–330 SM) yang didirikan oleh Koresh Yang Agung. Koresh Agung inilah yang mendirikan Kekaisaran Persia Pertama.

Pada masa pemerintahan Koresh Agung (550-530 SM), Kekaisaran Persia Pertama berkembang menjadi negara adidaya pertama di dunia yang berdiri di tiga situs peradaban kuno, yaitu Mesopotamia, Lembah Sungai Nil, dan Lembah Sungai Indus. 

Koresh Agung juga terkenal sebagai pemerintah pertama yang mewujudkan undang undang mengenai hak-hak kemanusiaan, tertulis di atas artefak yang dikenal sebagai Silinder Koresh. Ia juga merupakan pemerintah pertama yang memakai gelar Agung dan juga Shah Iran. Di zamannya, perbudakan dilarang di kawasan kawasan taklukannya (juga dikenal sebagai Kekaisaran Persia).

Gagasan ini kemudian memberi dampak yang besar pada peradaban peradaban manusia setelah zamannya. Kekaisaran Persia kemudian diperintah oleh Cambyses selama tujuh tahun (531 SM–522 SM) dan kemangkatannya disusul dengan perebutan kuasa. Akhirnya Darius yang Agung (522 SM-486 SM) menang dan dinyatakan sebagai raja. 

Ibu kota Persia pada zaman Darius dipindahkan ke Susa dan ia mulai membangun Persepolis. Sebuah terusan di antara Sungai Nil dan Laut Merah turut dibangun dan menjadikannya pelopor untuk pembangunan Terusan Suez. dimasa Darius Agung Inilah Persia Kuno menjadi negara yang digdaya.

Kekaisaran Persia memasuki periode kemunduran setelah invasi yang gagal ke Yunani oleh Xerxes I pada 480 SM. Pertahanan atas tanah Persia harus dibayar mahal hingga menghabiskan dana kekaisaran. Hal ini kemudian menyebabkan kenaikan pajak yang memberatkan rakyat Persia. 

Pada 330, Akhemeniyah akhirnya jatuh ke tangan Alexander Agung dari Makedonia. Setelah runtuhnya Kekaisaran Persia Pertama, terdapat beberapa dinasti yang berkuasa di wilayah ini. 

Dinasti-dinasti tersebut adalah Kekaisaran Seleukus (330-248 SM), Kekaisaran Parthia (248 SM-224 M), Kekaisaran Sassania (226-651 M), Islam Persia (700-1400 M), dan Dinasti Qajar hingga abad ke-20.

Pelindung Umat Yahudi Kuno Israel

Pada Kamis (19/06/2025) PM Israel Benjamin Netanyahu memberikan keterangan dalam siaran Persnya mengenai Hubungan Iran Israel masa lalu  ia menyatakan bahwa “ bahwa 2.500 tahun lalu, Cyrus Agung, Raja Persia, membebaskan orang Yahudi. 

Hari ini, sebuah negara Yahudi sedang menciptakan sarana untuk membebaskan rakyat Persia (Iran)”. Pernyataan tersebut tentu memantik paradigma sejarah tentang hubungan diplomatik Iran dan Israel yang memang sudah ada sejak masa peradaban Kuno.

Sejarah mencatat pada tahun 700 S.M., bahwa Kerajaan Assiria ditaklukkan oleh Babylonia yang bangkit kembali. Sekitar tahun 600 S.M, bangsa Yahudi dideportasi ke Babilonia. 

Di Babilonia bangsa Yahudi mengalami perbudakan kembali. Namun zaman berubah setelah kekuasaan dunia berlanjut kepada kerajaan Persia yang mampu menaklukkan Imperium Babylonia pada sekitar tahun 500 SM. 

Saat itu, Raja Cyrus Agung dari Kekaisaran Achaemenid yang mampu menaklukkan Babilonia dan membebaskan bangsa Yahudi yang sedang dalam masa pembuangan.

Tidak hanya dibebaskan, bangsa Yahudi bahkan diizinkan kembali ke Yerusalem dan membangun kembali Bait Suci mereka yang telah dihancurkan. gelombang pertama bangsa Yahudi pulang dari Babylonia membangun kembali tempat Ibadah. 

Sekitar tahun 457 S.M, gelombang kedua bangsa Yahudi pulang dipimpin oleh Ezra. Ezra dikenal dalam sejarah dunia sebagai pemimpin pembaharuan (restorasi) Agama Yahudi, karena dia memperbaiki sistem agama dan sosial Yahudi. 

Dalam kitab suci Yahudi, Cyrus Agung mendapat julukan istimewa, yaitu “yang diurapi Tuhan,” suatu penghormatan tinggi yang menunjukkan betapa besar jasanya dalam sejarah Yahudi. 

Hubungan bangsa Israel dengan Imperium Persia tidak hanya berhenti pada masa kekaisaran Achaemenid yang di Pimpin oleh Cyrus Agung, bahkan hubungan ini berlanjut hingga wangsa sasaniyah (Kekaisaran sasaniyah) Persia.

Ketika itu kekaisaran sasaniyah di Pimpin oleh Raja Khosrau II (591–628 M) yang berkuasa, komunitas Yahudi berperan penting, khususnya di bidang perdagangan internasional dan militer. 

Bagi orang Yahudi, cita-cita meniru prestasi Kekaisaran Persia semasa Akhemeniyah adalah mimpi gemilang. Cyrus II atau Kores Agung (berkuasa 550–530 SM), membangun Kekaisaran Persia Akhemeniyah setelah menguasai Babilonia. Dia juga menguasai Palestina, membangun kembali Bait Suci Yahudi, dan membawa kembali bangsa Israel yang sebelumnya ditahan di Babilonia.  

Oleh sebab itu, pernyataan PM Israel benjamin netanyahu yang mengatakan bangsa israel memiliki hutang budi terhadap persia Iran memang tercatat dalam alur sejarah perdaban kuno.

Hubungan antara Iran dan Israel memiliki sejarah panjang yang bermula sejak zaman kuno, ketika komunitas Yahudi sudah ada di wilayah Persia kuno lebih dari 2.700 tahun yang lalu, termasuk dukungan raja-raja Persia seperti Koresh Agung yang mengizinkan orang Yahudi kembali ke Yerusalem dan membangun kembali Bait Suci mereka. 

Dalam konteks modern, hubungan Iran dan Israel pernah sangat mesra terutama pada era dinasti Pahlavi sebelum Revolusi Islam 1979. Pada masa itu, Iran di bawah Mohammad Reza Pahlavi menjalin kerja sama diplomatik, ekonomi, dan militer dengan Israel sebagai bagian dari strategi untuk menghadapi ancaman Uni Soviet dan memperkuat posisi geopolitik Iran di Timur Tengah.

Namun, hubungan tersebut berubah drastis setelah Revolusi Islam Iran pada 1979 yang menggulingkan pemerintahan Syah dan menggantinya dengan pemerintahan Islam yang menolak legitimasi Israel sebagai negara dan memutus semua hubungan diplomatik serta komersial dengan Israel. 

Singkatnya, hubungan Iran dan Israel bertransformasi dari masa persahabatan dan kerja sama strategis di era Persia kuno dan Pahlavi menjadi permusuhan yang tajam pasca-Revolusi Islam 1979, mencerminkan perubahan besar dalam dinamika politik dan ideologi di kawasan Timur Tengah.

***

*) Oleh : Muhammad Alwi Hasan, S.Hum., Mahasiswa Pascasarjana IAIN Kediri.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

Pewarta : Hainor Rahman
Editor : Hainorrahman
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Kediri just now

Welcome to TIMES Kediri

TIMES Kediri is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.